Fakta Unik di Balik Penulisan Novel Beautiful Ugly Alice Feeney
Pernah nggak sih nemu buku yang bikin bengong setelah baca ending-nya? Nah, Beautiful Ugly karya Alice Feeney ini salah satunya. Novel thriller psikologis ini penuh plot twist yang bener-bener nggak ketebak.
Tapi yang bikin tambah seru, ternyata di balik penulisannya, ada banyak cerita menarik dan fakta unik yang jarang diketahui. Buat yang suka seluk-beluk dunia literasi dan penasaran soal apa yang terjadi di balik layar saat novel ini ditulis, yuk kulik bareng!
Btw, buat yang belum baca novelnya, bisa mampir dulu ke sini: Review dan Rekomendasi Bacaan. Di situ dibahas lebih dalam soal alur cerita, karakter, dan kenapa buku ini recommended banget buat pencinta thriller.
Di bab awal buku, udah kelihatan banget kalau Feeney pengin menyampaikan sesuatu soal citra yang ditampilkan seseorang di dunia maya, yang kadang jauh banget dari kenyataan. Dalam konteks ini, topik Sejarah Perkembangan Buku Digital juga ikut relevan. Kenapa? Karena Alice Feeney sempat khawatir kalau platform digital bakal menggerus esensi membaca buku fisik. Tapi justru, lewat media digital juga, Beautiful Ugly bisa sampai ke banyak pembaca dari berbagai belahan dunia.
Ditulis di Tengah Suasana Sunyi Total
Alice Feeney pernah bilang dalam salah satu wawancaranya, kalau Beautiful Ugly ditulisnya saat dia lagi retreat di pedesaan Inggris. Jauh dari kebisingan kota, jauh dari internet, dan... jauh dari drama hidup! Konsep “sunyi” ini bukan cuma jadi background nulis doang, tapi juga memengaruhi suasana dalam cerita novelnya yang tenang tapi mencekam.
Nama Karakter Nggak Asal Pilih
Nama-nama tokoh dalam Beautiful Ugly ternyata punya makna tersembunyi. Misalnya, nama "Ava" berarti burung — yang menggambarkan kebebasan, tapi juga fragilitas. Lalu ada karakter "Grace", yang maknanya anggun, padahal karakternya bertolak belakang banget. Alice emang jagonya main-main sama simbol dan ironi.
Feeney Punya Kebiasaan Menulis Tanpa Outline
Banyak penulis suka pakai outline detail sebelum mulai nulis. Tapi Alice Feeney justru lebih suka biarin ceritanya berkembang secara organik. Dia bilang, kalau dia tahu ending-nya dari awal, dia bakal bosen nulis. Jadi plot twist yang bikin geleng-geleng itu dia temuin sambil jalan!
Draft Pertama Cuma 30.000 Kata
Waktu awal nulis, Feeney cuma bikin draft sekitar 30 ribu kata. Tapi setelah dikembangkan, hasil akhirnya bisa dua kali lipat. Awalnya fokus ke satu karakter, tapi versi finalnya jadi multi-perspektif. Proses revisi benar-benar ngubah arah cerita.
Musik Jadi Sumber Mood Penulisan
Alice Feeney selalu bikin playlist khusus buat tiap novel. Termasuk Beautiful Ugly. Genre-nya campur, dari klasik sampai indie. Tujuannya buat ngebangun suasana karakter dan vibe cerita. Bahkan ada adegan tertentu yang ditulis sambil dengerin lagu tertentu.
Lokasi Fiktif yang Terinspirasi dari Kota Nyata
Setting dalam novel ini memang fiktif, tapi banyak terinspirasi dari tempat nyata. Ada desa kecil di Inggris yang katanya jadi inspirasi utama. Lengkap dengan jembatan tua dan rumah-rumah batu. Detilnya beneran hidup!
Karakter Antagonis yang Nggak Sepenuhnya Jahat
Antagonis di Beautiful Ugly bukan tipe "jahat demi jahat", tapi punya trauma dan alasan. Karakternya manusiawi, bikin pembaca mikir dua kali. Feeney jago banget bikin pembaca simpati bahkan ke karakter yang "rusak".
Ditolak Beberapa Kali Sebelum Diterbitkan
Walau Feeney udah dikenal, naskah awal novel ini sempat ditolak beberapa penerbit. Ada yang bilang terlalu gelap, ada yang ngerasa plot-nya terlalu “liar”. Tapi justru itu yang bikin novelnya beda dan booming saat dirilis.
Banyak Easter Egg dari Buku Sebelumnya
Buat pembaca setia Alice Feeney, ada beberapa easter egg tersembunyi di Beautiful Ugly. Kayak nama tempat familiar, atau kutipan yang dimodifikasi. Hadiah kecil buat yang udah ngikutin karya-karyanya.
Mengangkat Isu Realita Mental Health
Meski genre-nya thriller, buku ini nyentuh isu kesehatan mental. Ada karakter dengan trauma, kecemasan, sampai depresi. Ditulis dengan empati, tanpa menghakimi. Ngena banget di hati pembaca.
Proses Editing Super Ketat
Setelah naskah selesai, proses editing-nya brutal. Nggak cuma typo, tapi juga logika alur dan dialog direvisi habis-habisan. Ada bab yang dirombak total karena dianggap ngerusak ritme cerita.
Fans Ikutan Ngaruh di Ending Cerita
Sebelum rilis, Feeney sempat buka polling kecil soal ending. Walau nggak diambil mentah-mentah, masukan pembaca jadi bahan pertimbangan. Asik juga ya, pembaca bisa kasih pengaruh!
Novel Pertama yang Ditulis Full di iPad
Beautiful Ugly adalah novel pertama Feeney yang ditulis full di iPad dengan stylus. Lebih fleksibel dan bisa nulis di mana aja. Cara ini bikin proses kreatifnya makin lancar.
Riset Psikologi Dilakukan Secara Intensif
Feeney kerja sama dengan psikolog buat memastikan penggambaran trauma dan manipulasi emosional ditulis secara akurat. Makanya, adegannya terasa nyata dan bikin merinding.
Banyak Versi Ending Sebelum Ditetapkan Satu
Ada tiga versi ending yang ditulis Feeney. Ending final dipilih bareng editor, setelah diskusi panjang. Bahkan ada satu ending alternatif yang muncul di edisi terbatas. Bikin penasaran banget, kan?