Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Toko TikTok Ditutup, Banyak Akun Palsu Muncul di Media Sosial!

Ilustrasi Link Fishing

Pada bulan Oktober 2023 yang lalu, TikTok Shop telah ditutup secara resmi di Indonesia. Penutupan ini dilakukan sesuai dengan kebijakan baru pemerintah yang diatur dalam Permendag 51 Tahun 2023.

Kebijakan tersebut melarang aplikasi media sosial untuk berperan ganda sebagai platform e-commerce dan hanya diperbolehkan untuk melakukan promosi barang tanpa adanya transaksi di dalam aplikasi tersebut. 

Dampak dari penutupan ini tidak hanya dirasakan oleh UMKM dan afiliasi, tetapi juga menjadi celah bagi para penipu atau fraudster. 

Mereka memanfaatkan situasi ini dengan membuat akun-akun impersonate yang menyerupai akun asli dari UMKM dan merek ternama, kemudian melakukan penipuan online melalui media sosial.

Modus Serta Trik yang sering digunakan Para Penipu

Mengetahui cara mengenali penipuan dengan modus akun impersonate sangat penting.

Modus ini melibatkan peniruan identitas seperti nama atau merek dagang untuk menipu publik dan mendapatkan informasi pribadi yang sensitif dari kita. 

Hal ini serupa dengan modus phising, dimana para pelaku kejahatan menggunakan berbagai media seperti media sosial, email, dan website untuk melakukan penipuan. 

Oleh karena itu, kita harus selalu waspada dan berhati-hati dalam berinteraksi dengan akun-akun yang mencurigakan di media sosial atau internet. 

Selain meniru toko atau merek terkenal, mereka juga meniru perusahaan perbankan dan toko online dengan cara menciptakan logo, konten, informasi, dan pusat panggilan agar terlihat otentik dan serupa.

Ada berbagai macam modus dan trik penipuan yang digunakan oleh para penipu. Salah satunya adalah modus peniruan merek, akun, dan media sosial. 

Tujuan dari modus-modus ini adalah untuk mendapatkan data pribadi dari korban dan menguras uang di dalam rekening mereka.

Berikut adalah langkah-langkah yang sering digunakan oleh para penipu dalam menjalankan modus peniruan:

1. Menawarkan Produk

Menawarkan produk dengan harga murah dan promo diskon yang menarik. Penipu biasanya membuat penawaran menarik kepada korban.

2. Menghubungi Target

Setelah menawarkan produk, penipu akan menghubungi korban melalui email, telepon, pesan singkat, atau pesan di media sosial. 

Pada tahap ini, penipu akan menggunakan teknik social engineering untuk meyakinkan korban dan memancing mereka jatuh ke dalam perangkapnya.

3. Mengirimkan tautan

Kemudian, target akan menerima sebuah tautan melalui pesan singkat. Apabila tautan tersebut diakses, Target akan diarahkan ke sebuah situs palsu yang sangat mirip dengan situs toko online atau bahkan situs resmi bank perbankan.

4. Meminta Target mengisi data

Selanjutnya, penipu akan meminta Target untuk mengisi data pribadi di situs tersebut. Jika Target melakukannya, data tersebut akan langsung dikirimkan kepada penipu. Dengan tidak langsung, penipu akan mendapatkan informasi penting milik Target.

5. Penggunaan data Target

Setelah mendapatkan data tersebut, penipu akan mencoba untuk membobol dan mengambil uang dari rekening Target.

Keadaan ini terjadi dengan sangat cepat dan seringkali tidak disadari. Selain itu, ada kemungkinan bahwa data pribadi Target juga akan disalahgunakan untuk melakukan tindakan kejahatan.

Berikut adalah beberapa tips untuk menghindari modus akun palsu:

1. Jangan mudah tergoda dengan promo, hadiah, atau diskon besar.

2. Jangan memberikan informasi pribadi Anda.

3. Jangan membuka tautan yang mencurigakan.

4. Selalu periksa saldo rekening secara rutin.

5. Laporkan aktivitas yang mencurigakan.

Jika Anda menemukan transaksi mencurigakan di rekening Bank Anda, menerima email terkait dengan rekening Anda, atau mendapatkan pesan singkat yang mencurigakan, segera hubungi pusat bantuan pada Bank Anda. dan Pastikan Anda hanya mendapatkan informasi dari sumber resmi dari Toko dan Bank Anda.